Warren Buffett, Greg Abel, dan Rencana Masa Depan: Pajak, Amal, dan Warisan untuk Anak

Warren Buffett, CEO legendaris Berkshire Hathaway, dan penerusnya, Greg Abel, adalah contoh kerja sama unik dalam kepemimpinan bisnis dan tanggung jawab sosial. Di usia 93 tahun, Buffett perlahan menyerahkan tanggung jawab ke Abel (61 tahun). Bersama, mereka merancang masa depan Berkshire Hathaway yang fokus pada keadilan pajak, kegiatan amal besar-besaran, dan warisan yang bermakna bagi generasi mendatang. Artikel ini mengupas strategi mereka untuk mengatasi ketimpangan pajak, meningkatkan donasi amal, serta mengajarkan anak-anak cara menggunakan kekayaan untuk kebaikan masyarakat.

Filosofi Pajak: Perjuangan untuk Keadilan
Warren Buffett terkenal karena mengkritik sistem pajak AS yang dianggapnya terlalu menguntungkan orang super kaya. Pada 2011, dia menulis di New York Times bahwa pajak yang dia bayar lebih rendah daripada sekretarisnya karena aturan pajak penghasilan dari investasi (capital gains) lebih ringan. Dari sini muncul ide “Aturan Buffett” yang menyarankan orang kaya membayar minimal 30% pajak. Baru-baru ini, dia mendukung rencana pemerintahan Biden untuk mengenakan pajak minimal 25% pada kekayaan miliuner, termasuk keuntungan investasi yang belum direalisasikan.

    Peran Greg Abel: Menjaga Tanggung Jawab Keuangan
    Sebagai calon CEO, Greg Abel diharapkan melanjutkan prinsip Buffett. Meski Abel jarang bicara tentang politik, gaya kepemimpinannya di Berkshire Hathaway Energy (BHE) memberi petunjuk. Di BHE, Abel menginvestasikan miliaran dolar untuk energi terbarukan, sejalan dengan prinsip ESG (lingkungan, sosial, tata kelola) yang sering dikaitkan dengan kebijakan pajak progresif. Para ahli memperkirakan Abel akan mendorong transparansi dalam pembayaran pajak perusahaan, terutama karena Berkshire adalah konglomerat raksasa dengan portofolio senilai $900 miliar.

    Tantangan ke Depan
    Duo ini menghadapi tantangan seperti perdebatan politik tentang pajak kekayaan, kenaikan pajak perusahaan, dan aturan pajak global. Abel, yang berpengalaman di sektor utilitas, diharapkan bisa menyeimbangkan antara mendukung reformasi pajak dan menjaga keuntungan bisnis Berkshire.

    Filantropi: Janji Beramal dan Dampak Sosial
    Pada 2006, Buffett berjanji akan menyumbang 99% dari kekayaannya (sekitar $130 miliar) melalui Gates Foundation dan yayasan yang dikelola anak-anaknya. Dia juga ikut mendirikan The Giving Pledge yang mengajak miliuner dunia menyumbang separuh kekayaan mereka. Hingga kini, Buffett telah memberikan saham Berkshire senilai $50 miliar untuk amal, dengan fokus pada solusi jangka panjang seperti pendidikan dan kesehatan.

      Greg Abel: Meneruskan Tradisi Amal Berkshire
      Meski Abel tidak sering membahas donasi pribadinya, selama memimpin BHE, dia aktif mendanai proyek energi bersih untuk masyarakat miskin. Sebagai CEO, Abel akan mengawasi divisi amal Berkshire yang menyumbang sekitar $500 juta per tahun. Dia diprediksi akan fokus pada program berbasis data dan skalabel, seperti adaptasi perubahan iklim atau akses pendidikan—sesuai dengan ekspansi bisnis Berkshire.

      Peran Yayasan Keluarga Buffett
      Kekayaan Buffett disalurkan ke tiga yayasan anak-anaknya:

      • Susan A. Buffett: Yayasan Sherwood (pendidikan, keadilan sosial).
      • Howard G. Buffett: Yayasan Howard G. Buffett (keamanan pangan, perdamaian).
      • Peter A. Buffet: Yayasan NoVo (kesetaraan gender, hak masyarakat adat).

      Tugas Abel adalah memastikan kinerja Berkshire tetap stabil agar donasi ke yayasan ini bisa berkelanjutan. Keahliannya dalam mengelola bisnis akan sangat dibutuhkan.

      Warisan untuk Anak: Bukan Uang, Tapi Tanggung Jawab

      Buffett tidak mewariskan kekayaan besar pada anak-anaknya. Sebaliknya, ketiganya diberi tanggung jawab mengelola yayasan amal yang didanai saham Berkshire. Prinsip Buffett: “Orang kaya seharusnya memberi anak cukup uang untuk melakukan apa pun, tapi tidak cukup untuk tidak melakukan apa-apa.”

        Peran Abel dalam Mempersiapkan Generasi Berikutnya
        Sebagai penerus di luar keluarga, tugas Abel adalah menjaga budaya Berkshire yang menjunjung integritas dan hemat. Dia juga akan memastikan perusahaan tetap menghasilkan keuntungan untuk mendanai kegiatan amal keluarga Buffett. Selain itu, Abel akan membimbing pemimpin masa depan Berkshire, seperti Todd Combs dan Ted Weschler, agar bisnis tetap seimbang antara mencari untung dan berbuat baik.

        Kapitalisme Etis: Model untuk Masa Depan
        Buffett dan Abel menolak kekayaan turun-temurun. Mereka melihat Berkshire sebagai mesin untuk menciptakan dampak sosial. Filosofi ini sejalan dengan generasi muda yang peduli lingkungan dan keadilan. Kepemimpinan Abel diharapkan bisa memperkuat nilai-nilai ini.

        Kesimpulan: Warisan yang Menginspirasi
        Kemitraan Buffett dan Abel bukan sekadar pergantian CEO, tapi perpindahan tanggung jawab moral. Rencana mereka—reformasi pajak, filantropi strategis, dan warisan berbasis tujuan—bisa jadi contoh untuk mengurangi kesenjangan dan memberdayakan generasi baru. Di tangan Abel, visi ini akan diuji: bisakah kekuatan bisnis raksasa seperti Berkshire digunakan untuk kebaikan bersama?

          Pesan Terakhir
          Buffett pernah berkata, “Warisan terbaik adalah ketika anak-anakmu bisa berkata bahwa kamu membantu orang lain melihat peluang yang tak mereka sadari.” Dengan Abel memimpin, warisan Buffett tampaknya akan terus hidup dan menginspirasi.

          Leave a Reply

          Your email address will not be published. Required fields are marked *